Foto keluarga saya My beautiful girl 1 My beautiful girl 2 My beautiful girl 3 My beautiful girl 4

Rabu, 15 Mei 2013

Pelajar Jombang Gunakan Canting Elektrik untuk Membatik


KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASAILUSTRASI: membatik termasuk warisan budaya.
Pelajar di SMPN I Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memakai canting elektrik yang berbeda dengan canting tradisional yang menggunakan kompor untuk membatik.
"Hasilnya lebih rapi jika dibandingkan menggunakan canting biasa dan lebih cepat selesai," kata guru pembimbing ekstrakurikuler di SMPN I Diwek Kabupaten Jombang, Iriani Lastuti, Kamis (18/4/2013).
Ia mengatakan, ekstrakurikuler batik ini sudah ada sejak satu tahun lalu. Awalnya, batik hanya masuk dalam mata pelajaran kesenian, tapi akhirnya menjadi ekstrakurikuler.
Menurut dia, keputusan itu juga atas dorongan anak-anak didiknya. Mereka senang mengikuti pelajaran tentang membatik dan minta agar lebih banyak praktik daripada teori.
"Dulu ada 50 pelajar yang ikut, saat ini ada 30 yang bertahan. Mereka kelas delapan dan tujuh, sementara kelas sembilan sudah konsentrasi persiapan ujian nasional," ucapnya.
Ia mengatakan, tidak terlalu sulit melatih anak-anak itu. Mereka diberi penjelasan tentang teknik membatik, membuat pola, sampai pewarnaan. Untuk motif, Iriani menyebut lebih mengenalkan motif khas dari Jombang, yaitu didominasi bentuk kubah masjid dan andong. Untuk warna, lebih menggunakan pewarna alami yang dibuat dari sari tumbuh-tumbuhan dan kulit pohon.
Misalnya, warna merah diambil dari akar buah mengkudu atau kulit buah manggis, dan warna hitam dari kulit buah rambutan yang dicampur dengan kayu jati. Namun, selama ini pembuatan batik lebih dominan menggunakan batik cap daripada tulis, karena waktu pembuatan yang relatif lebih singkat daripada pembuatan batik tulis.
"Kalau pewarna kimia, hasil lebih terang dan berwarna, tapi saya ingin mengajari anak-anak dengan memanfaatkan lingkungan," ucap guru yang pernah membuat buku tentang 62 teknik pewarnaan alami ini.
Ia berharap, semua sekolah di Jombang bisa mempunyai ekstrakurikuler serupa, dengan harapan terus terjadi regenerasi. Para pelajar pun bisa lebih menghargai kebudayaan sendiri.
Di Jombang, lanjut guru yang mengajar mata pelajaran PKN ini, banyak sekolah yang mengajarkan tentang seni budaya, tapi yang langsung praktik hanya sedikit. Padahal, batik adalah warisan leluhur yang harus terus dilestarikan.
Aisyah, salah seorang pelajar yang mengikuti ekstrakurikuler batik itu, mengaku kegiatan tersebut sangat menyenangkan. Ia bisa belajar dari membuat pola sampai mewarnai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar